Friday 28 January 2022

Keutamaan Muadzin Mengumandangkan Azan


Azan adalah sebuah ibadah. Tanpa kumandang azan, masjid sepi dari jemaah. Dengan azan, seseorang yang tak mengetahui waktu shalat, menjadi mengetahui. Seseorang yang disibukkan dengan kegiatan tertentu, saat mendengar azan, menyudahi kegiatannya dan melangkahkan kaki menuju masjid untuk shalat berjamaah. 

Adakah lagu lain yang semerdu kumandang azan? 

Adakah lagu lain yang mampu menandingi nilai magis dan azan spiritual ? 

Adakah lagu lain yang mampu menghibur kesibukan? 

Dengan berbagai kelebihan-kelebihan azan, tentu sangat layak jika orang-orang yang mengumandangkannya hal-hal yang begitu berharga. Bahkan Rasulullah SAW memberikan janji-janji yang sangat manis kepada seorang muadzin dalam beberapa haditsnya.

Rasulullah SAW pernah, jika semua orang mengetahui besarnya pahala yang mengumandangkan azan, pasti mereka akan berebut agar dapat jatah mengumandangkan azan meskipun dengan berbagai cara. Hal ini disebutkan Imam Bukhari dan Muslim dalam sebuah hadits: 

لَوْ لَمُ النَّاسُ ا النِّدَاءِ الصَّفِّ الأَوَّلِ لَمْ ا لاَّ ا لَيْهِ لاَسْتَهَمُوا 

Artinya, “Seandainya orang-orang mengetahui pahala yang terkandung pada azan dan shaf pertama, kemudian tidak mungkin mendapatkannya kecuali dengan cara mereka mengikat di atasnya, pasti mereka akan melakukan undian,” (HR Bukhari dan Muslim). 

Kedua, ampunan oleh Allah SWT. Salah satu janji Allah bagi seorang muadzin adalah ia akan dimintakan ampun oleh seluruh benda yang ada di bumi. 


الْمُؤَذِّنُ لَهُ لَهُ لُّ ابِسٍ 


Artinya, “Muadzin diampuni jangkauan azannya. Seluruh benda yang basah maupun yang kering yang mendengar azannya memohonkan ampunan untuknya,” (HR Ahmad). 

Ketiga, seluruh benda yang mendengar azan siap menjadi saksi bagi seorang muadzin di Hari Kiamat nanti. Hal ini Abu Ya'lam dalam sebuah hadits bahwa seluruh jin, manusia, batu, bahkan pohon akan menjadi saksi bagi muadzin di Hari Kiamat.


 لا لا لا لا لا لَهُ 


Artinya, “Tidaklah azan didengar oleh jin, manusia, batu dan pohon kecuali mereka akan bersaksi untuknya,” (HR. Abu Ya'la). Dalam riwayat Ibnu Khuzaimah juga dijelaskan hadits yang sama. 


لَا لَا لَا لا لا لا لَهُ 


Artinya, “Tidaklah suara azan didengar oleh pohon, lumpur, baru, jin dan manusia, kecuali mereka akan bersaksi untuknya,” (HR Ibnu Khuzaimah). 

Keempat, Rasulullah mendoakan seluruh orang yang mengumandakan azan. Dalam riwayat riwayat Ibnu Hibban, Rasul secara khusus meminta maafan untuk muadzin. 


اللَّهُ الْأَئِمَّةَ لِلْمُؤَذِّيْنَ 


Artinya, “Semoga Allah para imam dan pengampunan para muadzin” (HR. Ibnu Hibban). 

Kelima, pahala orang yang azan seperti pahala orang yang melakukan shalat. Bagaimana tidak? Tanpa muadzin, orang tidak akan mengerti bahwa waktu shalat telah masuk atau belum. Saat tidak mengerti waktu shalat, ia tentu tidak akan melaksanakan shalat. 


لَهُ لُ لَّى 


Artinya, “Muadzin mendapatkan pahala seperti pahala orang yang shalat bersamanya,” (HR An Nasa'i).


Keenam, Allah berjanji bahwa seorang muadzin adalah orang yang dapat dipercaya. 


الإِمَامُ امِنٌ الْمُؤَذِّنُ اللَّهُمَّ الأَئِمَّةَ اغْفِرْ لِلْمُؤَذِّنِينَ 


Artinya, “Imam adalah penjamin dan muadzin adalah orang yang dipercaya. Ya Allah, luruskanlah para imam dan ampunilah muadzin,” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi). 

Ketujuh, dibanggakan Allah di depan para malaikat. 


اعِى لٍ الصَّلاَةِ لِّى لُ اللَّهُ لَّ انْظُرُوا لَى ا الصَّلاَةَ افُ لِعَبْدِى لْتُهُ الْجَنَّةَ 


Artinya, “Tuhanmu puncak kepada seorang penggembala domba di bukit gunung, dia mengumandangkan azan untuk sholat lalu dia sholat. Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, 'Lihatlah hamba-Ku ini, dia mengumandangkan azan dan beriqamah untuk shalat, dia takut kepada-Ku. Aku telah mengampuni hamba-Ku dan memasukkannya ke dalam surga,” (HR Abu Dawud dan An Nasa'i). 

Kedelapan, muadzin tidak akan tenggelam oleh keringat pada saat Hari Kiamat karena lehernya dipanjangkan oleh Allah SWT. 


الْمُؤَذِّنُونَ لُ النَّاسِ اقًا الْقِيَامَةِ 


Artinya, “Para muadzin adalah orang yang berleher panjang pada Hari Kiamat,” (HR. Muslim). Beberapa ulama memaknai leher panjang ini sebagai sebuah majaz. Ibnu Arabi yang mengatakan bahwa mereka adalah orang yang paling banyak amalnya. Sedangkan Imam Qadhi Iyadh berpendapat bahwa yang dimaksud hadits tersebut adalah orang yang mengumandangkan azan akan dimasukkan oleh Allah SWT ke dalam surga-Nya. 

Kesembilan, muadzin Allah SWT akan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Hal ini diriwayatkan oleh Imam An-Nasai dalam sebuah hadits dari jalur Abu Hurairah: 


ا لِ اللَّهِ لَّى اللَّهُ لَيْهِ لَّمَ امَ لَالٌ ادِي لَمَّا الَ لُ اللَّهِ لَّى اللَّهُ لَيْهِ لَّمَ الَ لَ ا ا 


Artinya, “Kami pernah bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, lalu Bilal berdiri mengumandangkan azan. Ketika selesai, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan, 'Barangsiapa mengucapkan seperti ini dengan yakin, pasti dia masuk surga'” (HR An Nasa'i). Wallahu a'lam.



SMPN 1 PUSAKANAGARA

Author & Editor

“TERWUJUDNYA WARGA SEKOLAH YANG BERAKHLAKUL KARIMAH, BERILMU, TERAMPIL DAN BERBUDAYA”

0 Comments:

Post a Comment